Misteri Ritual Pemujaan Bacchic yang Dapat Menyebabkan Gila

Bookmark and Share
Misteri Ritual Pemujaan Bacchic yang Dapat Menyebabkan Gila - Selain festival Anthesteria, misteri ritual pemujaan Bacchic merupakan salah satu ibadah kepada Dewa Dionysus. Ritual ini mengakibatkan 'kegilaan' yang belum bisa ditafsirkan maknanya hingga kini, mungkin dikaitkan dengan terasuki 'roh' atau benar-benar terhubung dengan Dewa, hingga akhirnya pelaksana rela mengorbankan diri.



Ritual Pemujaan Dalam Tradisi Keagamaan
Dalam catatan kecil berjudul 'Restless Dead: Encounters Between the Living and the Dead in Ancient Greece' (karya Johnston, Sarah), ataupun karya Burkert, Walter berjudul 'Greek Religion'. Bukti dan catatan sejarah tertulis didalamnya menjelaskan bahwa tradisi keagamaan pada zaman Yunani kuno sangat erat kaitannya dengan Dionysus, salah satu Dewa kuno yang paling dikenal jauh sebelum peradaban Minoan hingga akhir Yunani kuno.

Misteri ritual pemujaan Bacchic yang diadakan pada waktu yang sama dengan ketika tradisi keagamaan dilaksanakan (seperti festival Anthesteria). Setiap orang membuat keputusan sendiri untuk memasukkan kultus misteri melalui inisiasi, menggunakan mereka sebagai suplemen untuk agama umum. Misteri Bacchic, ritual pemujaan membawa pelaksana ke dalam kontak yang dekat dengan pencipta.


Priode Pelaksanaan Ritual Pemujaan Dan Misteri Bacchic
Ritual pemujaan Bacchic mulai diadakan pada periode kuno akhir atau mungkin sebelumnya. Corinth, sebuah kota yang sangat erat kaitannya dengan asal-usul Baccich disekitar tahun 600 SM. Beberapa peninggalan berupa lukisan vas bergaya Corinth menggambarkan adegan pesta pora ritual pemujaan Baccich yang meriah, Dithyrambos (himne pemujaan) ditemukan di Corinth, dan keluarga penguasa klan yang disebut Bacchiadai mengaku sebagai keturunan dari Dionysus. Tapi, misteri ritual pemujaan Bacchic tidak berada di satu tempat.



Para Pendeta berkelana dan menyebarkan misteri ritual pemujaan (kultus) sepanjang perjalanan di seluruh bagian Yunani. Para pendeta Bacchic mengklaim pengetahuan tentang misteri pemujaan dari guru-guru sebelumnya atau langsung dari Dewa Dionysus.

Pada abad ke 3 SM, Pendeta Bacchic yang berada di Miletus dan di negara sekitarnya harus mendaftarkan status mereka melalui pendeta Dionysus biasa yang ada dikota, dan juga harus membayar biaya pendaftaran sebagai pengakuan pendeta. Di Helenistik Mesir sekitar tahun 210 SM, Ptolemy IV Philopater menyatakan kepada ulama yang melakukan inisiasi kultus misteri Bacchic harus mendaftar di Alexandria, dan mendaftarkan tiga generasi guru yang telah mengajarkan ritual pemujaan Bacchic.

Pelaksanaan ritual pemujaan Bacchic diawali dengan empat tahap. Pertama penganut harus memahami keinginan untuk bergabung, kemudian menerapkan, menjalani masa persiapan, dan akhirnya upacara sakral dilakukan yang akan mengintegrasikan kepada inisiasi lainnya.

Karya seni dan teks menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki diinisiasi ke dalam misteri ritual pemujaan Bacchic, inisiasi misteri pemujaan Bacchic bukan hanya milik penduduk Yunani. Seperti yang terlihat dalam catatan sejarah Herodotus, Raja Scylas dari Scythian yang digambarkan sebagai orang asing bisa terinisiasi. Scylas diinisiasi ke dalam misteri Dionysus di Borysthenites, Namun pelaksanaan ritual pemujaan Bacchic waktu itu menjadi aib bagi bangsa Scythians. Ketika mereka melihat Raja Scylas melaksanakan ritual pemujaan Bacchic, mereka memberontak dan membunuh Raja Scylas.


Pelaksana Ritual Pemujaan Mengalami Masa 'Kegilaan'
Misteri ritual pemujaan Bacchic diadakan melalui dua objek sebagai pelaksana, kemudian diperbarui setelah keluar dari masa kegilaan (seperti terhubung dengan Dewa, atau lebih mendekati terasuki roh) dan janji kehidupan setelah kematian. Dewa Dionysus umumnya dikaitkan dengan kegilaan, baik kegilaan yang turun kepada pengikutnya dan sebagai Dewa yang mampu menyembuhkan kegilaan.

Ritual pemujaan Bacchic menyembuhkan penderitaan dan kesengsaraan pikiran dengan 'masa kegilaan Dewa' yang memungkinkan pelaksana ritual mengekspresikan emosi mereka dalam hiruk-pikuk ritual pemujaan Bacchic. Kegilaan ini dianggap sebagai wahyu Dewa, pengalaman langsung Dionysus, bahkan mungkin menjadi milik pelaksana ritual.

Tawaran lain dari ritual pemujaan Bacchic adalah harapan bahagia di akhirat, karena bertentangan dengan reinkarnasi atau keberadaan 'tak sadarkan diri di Hades'. Untuk mendapatkan efek tersebut, teks dengan instruksi tentang bagaimana melanjutkan kehidupan setelah kematian telah ditemukan, disekitar makam daerah yang terpisah dari Italia, Thessaly dan Crete. Gambar Bacchic muncul pada item-item peninggalan pemakaman, sementara Italia bagian selatan ditemukan vas abad ke 4 yang menunjukkan misteri ritual pemujaan Bacchic dan simbolisme penguburan.
Kemiripan Eluesis, Atau Wujud Baru Ritual Bacchic?

Dalam misteri Eleusina (Eleusis), mereka juga berjanji tentang kehidupan setelah kematian yang terungkap melalui Dewi Demeter dan Persephone. Setelah abad ke 6 SM misteri pemujaan Dionysus mulai ditinggalkan, antara misteri pemujaan Bacchic dan misteri pemujaan Eleusina (Eluesis). Iacchos memimpin prosesi Eleusis, tampaknya menjadi gambaran peran Dionysus. Kesimpulan ini dibuat atas dasar kesamaan nama Bacchus, sifat dalam prosesi Dionysian, dan karya seni yang menunjukkan Iacchos berpakaian seperti Dionysus. Dalam catatan sejarah pada zaman tersebut menyatakan bahwa selama perayaan Lenaia, Iacchos disebut anak Semele (ibu Dionysus).

Mengutip teks 'Frogs' catatan sejarah Aristophanes (terjemahan Robert H. Webb) yang mengatakan bahwa pelaksana ritual kedua misteri tersebut terlihat menikmati kehidupan setelah kematian. Perjalanan Dionysus ke Hades seperti bertemu dalam prosesi nyanyian Iacchos, sama seperti yang dilaksanakan para pelaksana Eleusis ketika masih hidup. Kelompok ini disebut 'Terselamatkan' dan 'Penerima Anugerah', mereka meminta Demeter untuk mendatangkan Iacchos sebagai anak suci untuk bergabung dengan mereka, karena mereka pemuja dalam ritual Bacchus.

Hubungan kedua misteri ritual pemujaan Bacchus terlihat dalam mitos Bacchic di mana Persephone melahirkan Dionysus, yang segera dibunuh dan terlahir kembali. Ini adalah 'Dunia bawah' milik Chthonian Dionysus, sebuah dunia yang menempatkan Dionysus di takhta Zeus. Ritual ini merupakan asosiasi Chthonic yang diakui dalam upacara ritual Bacchic dengan memakai kalung poplar, yang dikaitkan dengan 'Dunia bawah'.

Selama berabad-abad, ibadah (pemujaan) Dionysius muncul sebagai ibadah yang terkuat dalam menyatukan penduduk. Pengaruhnya di bangsa Mycenaean dalam festival Anthesteria, terkenal sebagai praktek ibadah dan ritual pemujaan Dionysus, yang berfungsi menyatukan seluruh penduduk dan memperkuat identifikasi sosial dengan Polis (sebutan kota Yunani kuno).

Ibadah pemujaan Dionysus juga menawarkan keselamatan melalui kontak langsung dengan yang Dewa. Hal ini secara tidak langsung ditawarkan kepada Polis dan masyarakat didalamnya melalui perkawinan suci Dewa dengan istri Archon dalam Anthesteria, Athena. Pada saat yang sama, misteri ritual pemujaan Bacchic menawarkan keselamatan individu melalui pengalaman langsung dari keberadaan Dewa dan menawarkan kehidupan setelah kematian.

Begitupun, penelitian tentang misteri ritual Bacchic tidak sempurna. 'Kegilaan' yang dimaksud sebagai jalan komunikasi antara pelaksana ritual dan Dewa masih belum bisa dipaparkan. Sebuah mitos mengatakan bahwa mereka menuju ke tempat Dewa hingga jasad dalam beberapa saat menghilang dari pandangan. Bahkan pengikut yang mengorbankan nyawa di tempat ritual pemujaan Baccich, jasadnya menghilang tanpa berkas darah sedikitpun.

Pada dasarnya, ritual pemujaan Bacchic menyatukan pengikut dengan Dewa yang memperkuat ikatan mereka. Ini memberikan kontribusi jangka waktu lama sebagai Dewa populer selama hampir dua ribu tahun, melaui ritual pemujaan Bacchic dan festival Anthesteria

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar