Siapa sangka, di balik kelezatannya udang ternyata sangat polusif. Sebuah penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa setengah kilogram udang menghasilkan satu ton karbon dioksida (CO2).
Setidaknya itu yang disampaikan J. Boone Kauffman, ahli Biologi dari Oregon State University. Ia memaparkan hasil penelitian yang dilakukannya di Indonesia dalam pertemuan sains "American Association for the Advancement of Science".
Kauffman menjelaskan, 100 gram hidangan udang menghasilkan jejak karbon yang signifikan terhadap ekosistem, yaitu sebanyak 198 kilogram gas CO2. Sementara 454 gram udang beku menghasilkan 1 ton CO2.
"Perbandingan ini dibuat agar masyarakat memahami dampak lingkungan atas keputusan penggunaan lahan," Kauffman menjelaskan di depan forum.
Menurutnya, 50 sampai 60 persen tambak udang berlokasi di kawasan pasang di negara-negara Asia, kebanyakan berupa hutan bakau yang dialihfungsikan. "Jejak karbon udang dari pemanfaatan lahan seperti ini adalah 10 kali lebih besar dari jejak karbon lahan untuk peternakan sapi yang berasal dari padang rumput hasil pembabatan hutan hujan tropis," tulis Kauffman.
Paparannya tersebut belum termasuk emisi yang dihasilkan dari pembuatan tambak, makanan, suplemen, pemrosesan, penyimpanan, dan pengiriman. Kauffman menilai penggunaan tambak tidak efisien, untuk memproduksi satu kilogram udang dibutuhkan 13,4 meter persegi hutan bakau. Sementara kolam yang dibuat ditinggalkan hanya dalam tiga sampai sembilan tahun oleh karena penyakit, pengasaman, dan kontaminasi tanah. Setelah itu butuh 35 sampai 40 tahun untuk memulihkan kondisi tanah.
Paparannya tersebut belum termasuk emisi yang dihasilkan dari pembuatan tambak, makanan, suplemen, pemrosesan, penyimpanan, dan pengiriman. Kauffman menilai penggunaan tambak tidak efisien, untuk memproduksi satu kilogram udang dibutuhkan 13,4 meter persegi hutan bakau. Sementara kolam yang dibuat ditinggalkan hanya dalam tiga sampai sembilan tahun oleh karena penyakit, pengasaman, dan kontaminasi tanah. Setelah itu butuh 35 sampai 40 tahun untuk memulihkan kondisi tanah.
Emily Pidgeon dari Conservation Intenational mengatakan, hutan bakau berguna dalam melindungi ekosistem dan masyarakat pesisir dari badai dan tsunami.
Masalahnya, nilai hutan bakau sulit diukur, dan kebanyakan tambak udang berada di kawasan miskin yang sulit mendapatkan konservasi. "Sulit mencari dana atau kemauan politik untuk melakukan itu," kata Emily.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar