Anda ingat Renaldy? Di era 90-an namanya cukup dikenal sebagai penyanyi cilik dan presenter acara Krucil di SCTV. Terlahir sebagai seorang laki-laki, kini dikabarkan ia telah menjadi transgender. Benarkah? Lantaran gosip transgender tersebut, beberapa tahun belakangan nama Renaldy memang kerap jadi perbincangan hangat di forum internet. Bahkan namanya kini mulai mencuat kembali ke permukaan.
Dalam berbagai forum tersebut, kerap kali Renaldi menjadi bahan olok-olok dan dicerca dengan berbagai komentar negatif lainnya.
Karena banyak yang ingin mengetahui sosoknya, detikHot pun mencoba menghubungi Renaldy. Tak mudah, soalnya saat ini ia tengah menyelesaikan pendidikan pascasarjananya di University of Bologna, Italia.
Beruntung setelah beberapa kali kontak melalui e-mail dan Blackberry Messenger (BBM), akhirnya ia bersedia diwawancarai dan membagi kabarnya sekarang. Ia juga ingin mengklarifikasi segala pemberitaan negatif mengenai dirinya.
"Soalnya aku baca forum-forum itu dan kalau tujuannya untuk klarifikasi, i don't mind," ujarnya kepada Detikhot.
"Ya kadang-kadang bingung juga kenapa bisa jadi heboh dibahas di forum gosip, padahal seleb juga bukan. Well, i was once a child star but I think it was nothing big and booming," sambungnya lagi.
Kepada detikHot, Renaldy yang kini lebih dikenal dengan nama Dena itu pun membuat sebuah pernyataan jujur. Artis kelahiran Jakarta, 30 Agustus 1987 itu mengaku kini memang telah menjadi seorang transgender.
"Iya, aku memang sekarang jadi transgender," ungkap artis lulusan Jurusan Komunikasi, Universitas Indonesia itu.
Dena menambahkan, seharusnya setiap orang bisa menghargai kehidupan dan keputusannya sebagai seorang transgender. Apalagi ia mengaku nyaman dengan keadaannya sekarang.
"Perfectly fine. I love my self more than anything," ucapnya.
Lalu, apakah Dena memiliki rencana melakukan operasi untuk mendapat pengakuan sebagai perempuan?
"One thing at a time ya. Saat ini fokus aku mau lulus S2 dan sukses berkarier," jawabnya.
Artis kelahiran Jakarta, 30 Agustus 1987 itu mengatakan, konflik batinnya itu sulit dijelaskan. Awalnya ia mengaku merasa aneh, bingung dan marah. Kemudian memasuki fase dimana ia benci dirinya sendiri.
"It's hard to describe. Awalnya merasa aneh, canggung, bersalah, bingung, marah dan kemudian datang ke fase dimana aku benci diriku sendiri. I hate my self so much and feel rejected," katanya.
Anak kedua dari empat bersaudara itu pun mengaku kerap mencari jawaban atas keresahannya tersebut, namun tak jua didapatkan. Ia juga pernah mencoba bersikap biasa, namun dirinya tak nyaman dan tubuhnya menolak.
"Aku mencoba bersikap normal, tapi aku tidak merasa nyaman, my body rejects. And at that time, my friends were feeling uncomfortable with me when I pretend to be normal. It’s just ridiculous," katanya.
Menghilang
Di era 90-an, Dena Rachman dikenal sebagai artis cilik bernama Renaldy. Awalnya ia memulai kariernya sebagai bintang iklan sebuah produk alat tulis. Kemudian teman ayahnya seorang produser mengajaknya untuk bernyanyi dan membuat album.
Kebetulan sang ayah Acan Rachman aktif di dunia entertainment sebagai seorang koreografer dan punya sanggar tari. Sehingga hal itu membantu memuluskan hasratnya menjadi seorang penyanyi.
"Waktu itu aku senang banget ditawarin, kebetulan memang aku senang nyanyi dan tampil di depan orang-orang," ungkapnya.
Sejak saat itu Dena mengaku aktif membuat album dan show ke berbagai daerah di sela-sela waktunya bersekolah. Hingga kariernya pun kemudian kian bersinar ketika menjadi presenter acara Krucil di SCTV.
"Bisa dibilang highlight karier aku dulu sebenarnya lebih dikenal sebagai presenter Krucil. Waktu itu aku lolos dari ribuan peserta audisi dan berhasil menjadi presenter Krucil cukup lama dari tahun 1995-1999 kalau nggak salah," katanya.
Artis lulusan Jurusan Komunikasi, Universitas Indonesia itu pun sering menjadi model video klip. Ia juga tercatat pernah bermain di beberapa sinetron laga seperti 'Misteri Gunung Merapi' dan 'Karmapala' di Indosiar.
Kian beranjak dewasa, Dena pun kemudian memilih untuk meninggalkan dunia entertainment. "It's a normal thing for a child star untuk menghilang ketika mereka dalam masa transisi, seperti perubahan karakter vokal, fisik dan yang paling penting mental," jelasnya.
"Waktu itu aku SMP, terakhir aku masih main sinetron laga. Tawaran untuk nyanyi sudah sangat jarang dan waktu itu sudah regenerasi ke zamannya Sherina. Lagian sudah nggak lucu lagi ya umur segitu kalau masih nyanyi-nyanyi ala artis cilik. Hahaha," kenangnya diiringi tawa.
Pere' aja kalah!!! |
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar